Saturday, May 25, 2013

HAMA DAN PENGENDALIAN TANAMAN LOMBOK

Hama 

  • Lalat buah (Dacus, sp)
Lalat ini merusak buah lombok dengan tujuan menempatkan telurnya. Buah yang rusak akan membusuk dan menimbulkan jamur.
Pengendaliannya :
- Musuh alami : semut, laba-laba, dan kumbang
- Sanitasi tanah
- Aplikasi pestisida dengan cara penyepraian
  • Kutu Daun (Aphids)
Kutu daun merusak jaringan dan menghisap cairan sehingga daun tumbuh tidak normal. (keriting). Hama ini banyak menyerang lahan di dataran rendah pada bulan juni-September. (kemarau) dan sebagai vector virus.
Pengendalian dengan Insektisida.
  • Thrips Tabaci
 Banyak menyerang pada musim kemarau serangga ini menghisap cairan daun dan bunga. Daun yang terserang menjadi keredil, berwarna keperakan, melengkung dan akhirnya mati. Bunga yang terserang keriput dan keredil. Hama ini juga merupakan vactor virus pengendaliannya bisa dengan : Nuvacron, Curacron.
  •  Tungau ( Tetranychus) 
 Tungau berwarna merah, aktif disiang hari, membuat sarang berupa serat-serat halus dibagian daun. Populasi meningkat di musim kemarau. Gejala serangan serupa dengan kutu daun. Pengendaliannya dengan : Omite, Mitac, Kelthane, Morestan. 
  • Ulet Grayak (Spidoptera)
Memakan hampir semua bagian.
Pengendalian : dengan insektisida : Ripcord, Supracide, Sanitasi lingkungan, Musuh alami ulat yaitu burung.

Penyakit

  • Patek (Antraknosa)
Gejala serangan pada buah terdapat bercak hitam berbentuk  cekung dan melingkar. Bercak-berak akan berkembang, memanjang tapi berwarna coklat muda. Pada bagian tengah berwarna coklat kelabu dan terus kehitaman. Pada kondisi lembab sering tumbuh candawan berwarna merah jambu.
Pengendalian :
- Rotasi tanaman yang pamili solanaceae, sanitasi lingkungan, jarak tanam yang longgar, dreanage yang baik.
baca juga cara rotasi pergiliran tanaman
- Sepraying dengan fungisida : Antraco;, Mantep, Zineb, Banlate, Manjate, Kaptan.
  • Penyakit layu bakteri
Tanaman yang terserang pada awalnya kelihatan tidak segar, terus layu dan ahirnya mati, tapi daun dan buah tidak rontok.
Jika tanaman mati batangnya di belah melintang maka pembuluh batang tampak berwarna gelap dan jika ditekan mengeluarkan lendir berwarna keruh.
Pengendalian :
- Hindari luka akar atau batang, draenage yang baik, aerase tanah yang baik, pupuk kandang yang matang, rotasi tanaman dengan jenis lain, kebersihan lingkungan.
-Menggunakan agrimicin pada saat tanam.
  • Penyakit layu cendawan fusarium
Gejalanya : Tanaman yang terserang daun-daun terlihat layu total seperti tanaman kekurangan air, yang sangat mendadak. Jika diamati dibagian pangkal batang terdapat bercak-bercak kebasahan dan berwarna lebih gelap.
Pengendalian : Sulit dilakukan karena merupakan pengaruh lingkungan yang komplek. Dapat diantisipasi dengan penaburan Saco P 1 grmbatang. Cabut dan buang tanaman yang terserang secara dini.
  • Penyakit Mozaik
Gejalanya : Daun muda timbul warna kuning hijau belang-belang, permukaan tidak rata, berkerut, mengering, buah cabe belang, ukuran kecil dan mengerut.
Pengendalian : Pembersihan lingkungan lahan terutama tumbuhan inang. Mengendalikan kutu daun. Mencabut tanaman yang terserang dan buang jauh-jauh, jangan menggesek tanaman yang sehat



 

Saturday, May 18, 2013

TIPS SUKSES BUDIDAYA LOMBOK

Pengolahan Tanah

Tujuan : memperoleh media tumbuh yang subur, gembur, serasi cukup, tidak becek, bebas hama penyakit.
Hal ini di pengaruhi oleh :

  1. Jenis tanah : Sawah, tegal, pekarangan.
  2. Jenis tanah : Tanah liat, pasir, berdebu.
  3. Setruktur tanah : ramah, liat.
  4. Ketersediaan bahan organik dalam tanah : sering di beri pupuk kandang, sering di beri pupuk hijau, serasah tanaman yang di tinggalkan.
  5. Musim pada waktu pengolahan tanah : musim hujan, musim kemarau.
  6. Tingkat draenage tanah : kemiringan tanah, selalu mendapat aliran dari bagian atas, sulitnya pembuangan air.
  7. Jenis alat yang di gunakan : hand traktor, traktor rotari, cangkul, garpu, bajak/garu.
  8. Tingkat keterampilan : perencanaan pengolahan tanah, tahu maksud dan tujuan pengolahan tanah dan jenis tanaman yang akan di tanam, tingkat pengalaman tenaga kerja.

Persiapan Pengolahan Tanah

  1. Pembersihan sisa tanaman.
  2. Pembajakan, Pencangkulan : 1. Pembukaan tanah total di bajak atau di cangkul 2. Kedalaman lebih 25 cm, 3. Tujuan membalik tanah, 4. Mendapatkan bongkahan tanah, 5. Mematikan gulma, 6. Mendapatkan sinar matahari, 7. Menghilangkan zat-zat yang merugikan.
  3. Membajak pencangkulan II penggarun,
  4. Pembuatan got dan lakaran bedeng, untuk tanah becek got di buat sebelum pembajakan 1 & II.
  5. Penaburan pupuk: 1. pupuk kandang 20-30 ton/ha 2. pupuk kimia TSP 400-500 kg/ha, Urea 200-250 kg/ha, ZA 600kg/ha, Kcl 300-400 kg/ha. 3. Kapur pertanian 1 ton kapur setiap menaikan 1 pH/ha. 4. Insectisida Carbofuran 40 kg/ha.
  6. Bedeng di kecroh, di aduk sehingga pupuk, kapur dan carbofuran. Masuk dan bercampur dengan tanah dan bedengan dihaluskan.
  7. Tutup calon bedeng tersebut dari parit bedeng sehingga bedeng dapat tinggi dan paritpun dalam, tinggi bedeng 30-40 cm.
  8. Dengan penutupan bedeng ini berarti semua pupuk tercampur rata dalam tanah sedang tanah dalam permukaan bedeng tidak perlu mengandung pupuk karena penyebaran akar adalah 5 cm di bawah permukaan sampai kedalaman 50 cm.
  9. Lapisan luar bedeng sampai penutup diharapkan yang halus karena merupakan tempat melekatnya Mulsa PHP.
  10. Pemasangan MPHP dengan menggunakan klip dari bilahan bambu di usahakan pada trik matahari agar bisa kuat dan kencang.
  11. Biarkan 2-3 hari agar kondisi bedeng menjadi baik dan pupuk sudah terurai.
  12. Lubangi plastik dengan jarak tanam 70 x 70 cm.
  13. Lubangi tanah.
  14. Bedengan siap tanam.

Benih Dan Bibit

  • Benih
Terdapat beberapa macam benih, yaitu : Lokal (open), benih unggul (open), benih unggul (hybrida).
Benih hybrida merupakan hasil persilangan dari sifat-sifat unggul yang dimiliki beberapa varietas yang di kerjakan oleh peneliti maupun breeder/perusahaan. Tujuan untuk memperoleh tanaman baru yang :
  1. Tinggi mutunya
  2. Seragam pertanaman dan buahnya
  3. Sesuai tingkat kepedasannya
  4. Tahan lama setelah di panen
  5. Tahan hama dan penyakit, dll.
Untuk mendapatkan benih hybrida dibutuhkan biaya riset yang mahal dan memakan waktu yang lama.
Benih hybrida atau (f1) yang telah memiliki keunggulan tertentu tidak di anjurkan turunannya (f2) dan seterusnya (sebagai keturunan dari hybrida) untuk di tanam, karna akan mengalami penurunan genetik sehingga tidak seunggul induknya (f1-nya) hal ini justru akan merugikan petani.
Pemakaian benih hybrida akan lebih menguntungkan dibandingkan benih lokal walaupun harga benih mahal, sebab hasil yang akan di dapatkan sudah bisa diperkirakan secara kualitas apabila dibudidayakan secara benar.
  • Bibit
Bibit adalah tanaman muda yang di harapkan jadi tanaman yang produktif, maka pembibitan harus dilakukan sebaik-baiknya agar diperoleh bibit yang baik

Persemaian

  1. Dipilih dari benih yang baik (unggul)
  2. Penentuan jenis yang tepat/cocok dengan agroklimat dan pasar.
  3. Pembibitan dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai 70%.
  4. Dipersiapkan polybag dan tempat pembibitan.
  5. Dipersiapkan media semai : Tanah, Pupuk kandang, kuntan, NPK, :2:1:1:0,2%
  6. Benih dapat di semai di box kemudian setelah tumbuh dipindah ke polybag.
  7. Atau benih di semai di polybag dengan ukuran 8x12 cm.
  8. Sebelum disemai benih dapat direndam dulu pada air hangat 40 drajat C selama 4-5 jam. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan.
  9. Benih akan tumbuh selama 8-11 hari.
  10. Perawatan benih : 1. Pengairan/ disiram sesuai keadaan. 2. Spray dengan Antracol taaran 1/ 2 dosis untuk mengantisipasi penyakit dumping off.3. Spray dengan insektisida (curacron, lnanate, decis, marshal, dll) takeran 1/2 dosis untuk serangan serangga.
  11. Bibit siap tanam umur 23-25 hari atau berdaun 4-5.

Penanaman :

Diharapkan bibit telah siap tanam saat pengolahan tanah selesai, maka harus diperhitungkan : luas tanah, jumlah tenaga yang tersedia, dan umur bibit, sehingga ketetapan tanam dapat tercapai.
Bibit yang terlambat ditanam akan mengurangi masa juvenil ( masa pertumbuhan vegetatif). Bibit yang sudah siap sedangkan tanah belum selesai di olah mengakibatkan pengolahan tanah menjadi tergesa-gesa. Pengolahan tanah tidak baik berpengaruh buruk terhadap pertanaman dan ini sulit untuk diperbaiki lagi.
Hal-hal yang perlu di kerjakan :
  1. Bentuk pola pada bedeng dengan ukuran 70x70 cm.
  2. Lubangi mulsa php dengan alat pelubang khusus.
  3. Lubangi tanah sedalam tinggi pot bibit.
  4. Taruh bibit pada kotak, teratur dengan diecer pada tiap lobang.
  5. Buang polybag (media jangan sampai pecah) dan tanam pada lobang.
  6. Leher akar tepat pada permukaan tanah.
  7. Tutup lubang dengan tanah yang gembur agar akar mudah tumbuh.
  8. Siram tanaman baru tersebut dengan air.
  9. Cek tanaman baru setelah di siram, karena posisi tanaman bisa berubah.

Pemeliharaan :

  • Penyiraman :

    1. Untuk bibit yang baru saja di tanam perlu disiram apabila tidak turun hujan, karena akar masih pendek dan berada pada permukaan bedeng.
    2. Apabila bedeng masih basah tidak perlu dilep, tetapi pengulangan penyiraman masih dilakukan sampai pembentukan cabang.
    3. Pada waktu cabang mulai terbentuk akar sudah sepanjang 15-20 cm, maka apabila bedengan kering tidak lagi di siram dari lubang, tetapi di lep lewat parit.
    4. Ketinggian air lep separuh tinggi bedeng, dibiarkan sesaat sampai air meresap.
    5. Setelah meresap air segera di buang jangan sampai ada yang menggenang.
    6. Air yang tertinggal di bedeng sedikit demi sedikit akan terjangkau oleh akar.
    7. Semakin besar batang lombok, perakaran semakin banyak dan panjangnya mencapai 50 cm, maka pengairan semakin berkurang.
  • Perempelan/rompes :

    1. Pada batang pokok diketiak daun akan tumbuh tunas-tunas muda.
    2. Tunas-tunas tersebut apabila dibiarkan akan mengganggu pertumbuhan tanaman, batang kecil percabangan berkurang, produksi berkurang, tanaman terlalu rimbun, penyakit mudah busuk.
    3. Tunas-tunas muda tersebut harus segera di rempel/rompes.
    4. Perempelan di ulangi manakala bekas rempelan tersebut tumbuh tunas lagi.
  • Penyulaman :

    1. Setelah tanam perlu diek keliling, untuk mengetahui tanaman yang mati.
    2. Biasanya bibit yang rusak, media yang pecah penanaman yang salah  akan mati dalam tempo 3-7 hari, untuk itu penyulaman harus segera dilakukan supaya tanaman sulaman tidak kalah bersaing dengan tanaman yang lain.
    3. Bibit sulaman adalah berasal dari bibit cadangan yang umurnya sama dengan bibit yang di tanam.
    4. Guna memacu pertumbuhan maka pupuk susulan terutama NPK cair segera diberikan dosis 0,2 %.
     
  • Pengajiran :

    1. Ajir dipasang dengan tujuan supaya tanaman setelah besar tidak rebah.
    2. Pemasangan ajir lebih awal setelah tanam lebih baik, supaya tidak merusak akar.
    3. Setelah tanaman berdaun 10-11 mulai pembentukan cabang "V" maka batang ditali dengan ajir dengan rafia membentuk angka 8.
    4. Panjang ajir 130 cm, masuk tanah 20 cm.
    5. Antara ajir satu sama yang lainya dipasang palang dan di ikat, untuk menguatkan cabang dan ranting-ranting bila tanaman telah dewasa karena banyaknya buah kadang-kadang cabang bisa patah.
    6. Mutu ajir yang baik akan awet dan dapat digunakan berkali-kali pertanaman (hemat biaya).
     
  • Pemupukan :

    Dengan pemakaian mulsa php maka hampir semua pupuk diberikan pada pengolahan tanah. Lagipula tidak mudah hilang karena larut atau menguap. Jadi tersimpan dan dapat diserap tanaman secara optimal.
    Namun untuk memacu pertumbuhan dapat dilakukan pemberian pupuk tambahan berupa :
    - Pupuk daun (pupuk pelengkap cair)
    - NPK yang di cairkan 0,2 %/liter air disiramkan pada lubang tanaman.
    - Interval sesuai kondisi tanaman.
     
  • Pengendalian Gulma :

    Walaupun telah memakai mulsa plastik php namun perlu penyiangan terutama membersihkan rumput yang masih tumbuh dilubang plastik pada pangkal batang, jangan terlambat sebab akar rumput akan membelit akar lombok dan bila dicabut akan memutus akar lombok.
    Membersihkan rumput diparit, pematang atau rumput-rumput yang tumbuh dalam lahan. Sanitasi akan sangat berfaedah bagi kesehatan tanaman dan unsur hara tidak dimakan gulma. Lahan yang kotor akan memudahkan berkembangnya hama pnyakit. rumput harus dibuang jauh dari lahan, agar tidak busuk dilahan.

     
  • Pengendalian hama/penyakit :

    Hama dan penyakit merupakan penyebab utama kerusakan tanaman, daun, bunga dan buah. Akibat serangan hama dan penyakit tanaman dapat gagal, mendapatkan rugi besar. Serangan hama dan penyakit tersebut karena dorongan dari faktor-faktor misalnya :
    1. Tingkat resistensi tanaman.
    2. Syarat-syarat lahan yang baik tidak terpenuhi.
    3. Pengolahan lahan yang tidak sempurna.
    4. Pupuk kandang yang tidak baik (belum jadi).
    5. Pengairan yang tidak baik.
    6. Cara kerja yang salah dsb.
     



Saturday, May 11, 2013

ROTASI PERGILIRAN TANAMAN

Rotasi tanaman merupakan salah satu penerapan prinsip alam yaitu selalu membuat keanekaragaman. Untuk itu kita mengusahakan dalam satu lahan terdapat berbagai macam tanaman.
Adapun tanaman di golongkan menjadi :
Leaf : Tanaman yang di tanam untuk diambil daunnya
Fruit : Tanaman yang di tanam untuk diambil biji/buahnya
Root : Tanaman yang di tanam untuk di ambil akar/umbinya
Legume : Tanaman dari jenis leguminseae/kacang-kacangan

Sekema Rotasi Tanaman :

 

Tumpang Sari

Salah satu cara mewujudkan keanekaragaman dalam bercook tanam adalah dengan sistem tumpangsari yang merupakan cara berocok tanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu bedengan yang tidak saling merugikan.

Manfaat Melaksanakan Penanaman dengan Tumpangsari :

  1. Mengurangi erosi sebab tanah selalu tertutup oleh tanaman.
  2. Lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan lahan, air, unsur hara dan cahaya matahari.
  3. Total produksi lebih besar persatuan lahan dan tenaga kerja.
  4. Menambah variasi produksi.
  5. Mengurangi tingkat kegagalan tanaman karena mampu menekan hama penyakit dan gulma.
  6. Melakukan pergiliran dengan menggunakan legume dapat menambah unsur hara (terutama N).

Faktor tanaman yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tumpangsari :

  1. Luas kanopi/tajuk tanaman, luas perakaran, kedalaman perakaran, tinggi tanaman dan umur tanaman.
  2. Toleransi sinar matahari.
  3. Kebutuhan unsur hara tanaman.
  4. Kepekaan tanaman terhadap pH tanah.

Beberapa Sistem Tumpangsari :

Ada beberapa cara tumpang sari yaitu :
  • Repplent
Menanam dua jenis tanaman yang salah satunya merupakan tanaman pengusir hama, misal : kemangi, pagetes, bawang daun, seledri, dll.
  • Kompanien
Menanam dua jenis tanaman yang tidak saling merugikan, waktu tanaman bersamaan. Tanaman tidak boleh sama umur dan tidak satu family. Misalkan :
  1. Tidak ada perbuatan unsur hara : wortel dengan bawang daun
  2. Tidak ada perebutan cahaya : Jagung dengan pak coy
  3. Saling memanfaatkan : pupuk hijau dengan jagung
  4. Saling menguntungkan : salah satu sebagai pengusir hama; selada dengan ketumbar, bawang daun dengan wortel.
  • Tumpang sari campuran (Mixed Intercropping)
Menanam segala jenis tanaman di dalam satu lahan tanpa memperhatikan hal apapun, benih langsung di tabur begitu saja, dalam pemeliharaannya pun tidak terlalu memerlukan perawatan yang intensif.
  • Tumpang sari Tarikan (Row Intercropping)
Menanam dua jenis atau lebih tanaman yang berbeda jenis pada saat yang sama dalam bedengan atau lahan yang sama.
  • Tumpang sari dalam barisan-barisan (Strip Intercropping)
Menanam satu jenis tanaman dalam beberapa baris kemudian dilanjutkan dengan beberapa baris tanaman yang berbeda jenis. Contoh : Menanam 4 baris jagung kemudian 2 baris kacang-kacangan, dan seterusnya.
  • Tumpangsari Lorongan (Alley Cropping)
 Tujuan / keuntungan :
  1. Mengurangi erosi.
  2. Menambah kandungan nitrogen dalam tanah.
  3. Menambah bahan pakan ternak.
  4. Sebagai sumber kayu bakar.
  5. Sebagai penambah kelembaban tanah.
  6. Sebagai penahan angin.
Tumpangsari Lorong yaitu menanam tanaman pangan yang disela dengan tanaman jenis pohon-pohonan atau dapat pula berupa pupuk hijau. Cara menanamnya 1 baris pohon dan 4 baris tanaman pangan, dan seterusnya, sampai seluruh lahan tertanami. Cara ini dapat menghindarkan tanaman pangan dari kekurangan air, dan akar pohon membantu membawa makanan (hara) dan air dari tanah bagian dalam ke atas. Tanaman pohon yang digunakan dapat berupa tanamn pupuk hijau, Seperti jenis kacang-kaangan yang dapat membantu menyuplai kebutuhan Nitrogen bagi bagi tanaman pokok/pangan. Tanaman penghasil Nitrogen tersebut diantaranya kacang gudhe (Cajanus cajan), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtorogung (Leucaena calothyrsus), Flamengia sp, dan masih banyak lagi. Bila tanaman sela ini sudah cukup tinggi dapat dipotong 1/2-1 m dapat digunakan sebagai pupuk hijau, mulsa, kayu bakar, dll.


Saturday, May 4, 2013

MANFAAT PENGUKURAN pH TANAH BIDANG PERTANIAN

Keadaan pH tanah dapat diketahui dengan berbagai cara, yaitu dari keadaan tanah dan bau tanah tersebut, tetapi cara tersebut sukar untuk dilakukan dan derajat pH tidak dapat diketahui secara pasti, cara lain adalah dengan menggunakan alat bantu. Di Bidang Pertanian untuk mengetahui pH tanah menggunakan pH meter dan kertas lakmus.

Tujuan Pengukuran pH Tanah :

  1. Menentukan kebutuhan kapur
  2. Menyesuaikan keadaan pH tanah dengan tanaman yang akan di tanam
Penaburan kapur pada daya serap tanah terhadap unsur hara, tetapi apabila penaburan kapur melebihi yang dibutuhkan, maka tanah akan kekurangan unsur Mn, untuk itu perlu dilakukan pengukuran pH agar diketahui dosis kapur yang akan di gunakan.


Cara penggunaan pH meter :

  1. Jarum penunjuk berada diposisi 7, bersihkan bagian ujung alat ini jangan sampai ada kotoran menempel karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
  2. Gemburkan tanah yang akan di ukur pH-nya, kemudian siram dengan air, sampai kadar airnya mencapai 60%, padatkan kembali.
  3. Tusukan alat tersebut, padatkan tanah di sekitarnya.
  4. Setelah satu menit baca nomor petunjuk ketinggian pH.
Catatan :
Dalam satu lahan sebaiknya dilakukan pengukuran pH di beberapa tempat, Seperti tampak pada gambar.

Cara Penggunaan Kertas Lakmus 

  1. Ambil tanah dari tempat yang berbeda, kemudian bersihkan dari krikil-krikil, dan kotoran lainnya.
  2. Masukan ke tempat penampungan kemudian campur air yang pH-nya netral, dapat pula digunakan air sulingan, kemudian kocok hingga tercampur seluruhnya, saring dengan kertas penyaring.
  3. Masukan kertas Lakmus kedalam larutan. Cocokan hasil pengukuran dengan daftar warna kesamaan.
Jumlah kebutuhan kapur untuk penetralan tanah dapat diketahui dari sifat tanahnya.
Contoh pengambilan tanah untuk pengukuran pH tanah dalam satu lahan :
Selamat mencoba dan sukses selalu amin..