Pengolahan Tanah
Tujuan : memperoleh media tumbuh yang subur, gembur, serasi cukup, tidak becek, bebas hama penyakit.Hal ini di pengaruhi oleh :
- Jenis tanah : Sawah, tegal, pekarangan.
- Jenis tanah : Tanah liat, pasir, berdebu.
- Setruktur tanah : ramah, liat.
- Ketersediaan bahan organik dalam tanah : sering di beri pupuk kandang, sering di beri pupuk hijau, serasah tanaman yang di tinggalkan.
- Musim pada waktu pengolahan tanah : musim hujan, musim kemarau.
- Tingkat draenage tanah : kemiringan tanah, selalu mendapat aliran dari bagian atas, sulitnya pembuangan air.
- Jenis alat yang di gunakan : hand traktor, traktor rotari, cangkul, garpu, bajak/garu.
- Tingkat keterampilan : perencanaan pengolahan tanah, tahu maksud dan tujuan pengolahan tanah dan jenis tanaman yang akan di tanam, tingkat pengalaman tenaga kerja.
Persiapan Pengolahan Tanah
- Pembersihan sisa tanaman.
- Pembajakan, Pencangkulan : 1. Pembukaan tanah total di bajak atau di cangkul 2. Kedalaman lebih 25 cm, 3. Tujuan membalik tanah, 4. Mendapatkan bongkahan tanah, 5. Mematikan gulma, 6. Mendapatkan sinar matahari, 7. Menghilangkan zat-zat yang merugikan.
- Membajak pencangkulan II penggarun,
- Pembuatan got dan lakaran bedeng, untuk tanah becek got di buat sebelum pembajakan 1 & II.
- Penaburan pupuk: 1. pupuk kandang 20-30 ton/ha 2. pupuk kimia TSP 400-500 kg/ha, Urea 200-250 kg/ha, ZA 600kg/ha, Kcl 300-400 kg/ha. 3. Kapur pertanian 1 ton kapur setiap menaikan 1 pH/ha. 4. Insectisida Carbofuran 40 kg/ha.
- Bedeng di kecroh, di aduk sehingga pupuk, kapur dan carbofuran. Masuk dan bercampur dengan tanah dan bedengan dihaluskan.
- Tutup calon bedeng tersebut dari parit bedeng sehingga bedeng dapat tinggi dan paritpun dalam, tinggi bedeng 30-40 cm.
- Dengan penutupan bedeng ini berarti semua pupuk tercampur rata dalam tanah sedang tanah dalam permukaan bedeng tidak perlu mengandung pupuk karena penyebaran akar adalah 5 cm di bawah permukaan sampai kedalaman 50 cm.
- Lapisan luar bedeng sampai penutup diharapkan yang halus karena merupakan tempat melekatnya Mulsa PHP.
- Pemasangan MPHP dengan menggunakan klip dari bilahan bambu di usahakan pada trik matahari agar bisa kuat dan kencang.
- Biarkan 2-3 hari agar kondisi bedeng menjadi baik dan pupuk sudah terurai.
- Lubangi plastik dengan jarak tanam 70 x 70 cm.
- Lubangi tanah.
- Bedengan siap tanam.
Benih Dan Bibit
- Benih
Benih hybrida merupakan hasil persilangan dari sifat-sifat unggul yang dimiliki beberapa varietas yang di kerjakan oleh peneliti maupun breeder/perusahaan. Tujuan untuk memperoleh tanaman baru yang :
- Tinggi mutunya
- Seragam pertanaman dan buahnya
- Sesuai tingkat kepedasannya
- Tahan lama setelah di panen
- Tahan hama dan penyakit, dll.
Benih hybrida atau (f1) yang telah memiliki keunggulan tertentu tidak di anjurkan turunannya (f2) dan seterusnya (sebagai keturunan dari hybrida) untuk di tanam, karna akan mengalami penurunan genetik sehingga tidak seunggul induknya (f1-nya) hal ini justru akan merugikan petani.
Pemakaian benih hybrida akan lebih menguntungkan dibandingkan benih lokal walaupun harga benih mahal, sebab hasil yang akan di dapatkan sudah bisa diperkirakan secara kualitas apabila dibudidayakan secara benar.
- Bibit
Persemaian
- Dipilih dari benih yang baik (unggul)
- Penentuan jenis yang tepat/cocok dengan agroklimat dan pasar.
- Pembibitan dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai 70%.
- Dipersiapkan polybag dan tempat pembibitan.
- Dipersiapkan media semai : Tanah, Pupuk kandang, kuntan, NPK, :2:1:1:0,2%
- Benih dapat di semai di box kemudian setelah tumbuh dipindah ke polybag.
- Atau benih di semai di polybag dengan ukuran 8x12 cm.
- Sebelum disemai benih dapat direndam dulu pada air hangat 40 drajat C selama 4-5 jam. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan.
- Benih akan tumbuh selama 8-11 hari.
- Perawatan benih : 1. Pengairan/ disiram sesuai keadaan. 2. Spray dengan Antracol taaran 1/ 2 dosis untuk mengantisipasi penyakit dumping off.3. Spray dengan insektisida (curacron, lnanate, decis, marshal, dll) takeran 1/2 dosis untuk serangan serangga.
- Bibit siap tanam umur 23-25 hari atau berdaun 4-5.
Penanaman :
Diharapkan bibit telah siap tanam saat pengolahan tanah selesai, maka harus diperhitungkan : luas tanah, jumlah tenaga yang tersedia, dan umur bibit, sehingga ketetapan tanam dapat tercapai.Bibit yang terlambat ditanam akan mengurangi masa juvenil ( masa pertumbuhan vegetatif). Bibit yang sudah siap sedangkan tanah belum selesai di olah mengakibatkan pengolahan tanah menjadi tergesa-gesa. Pengolahan tanah tidak baik berpengaruh buruk terhadap pertanaman dan ini sulit untuk diperbaiki lagi.
Hal-hal yang perlu di kerjakan :
- Bentuk pola pada bedeng dengan ukuran 70x70 cm.
- Lubangi mulsa php dengan alat pelubang khusus.
- Lubangi tanah sedalam tinggi pot bibit.
- Taruh bibit pada kotak, teratur dengan diecer pada tiap lobang.
- Buang polybag (media jangan sampai pecah) dan tanam pada lobang.
- Leher akar tepat pada permukaan tanah.
- Tutup lubang dengan tanah yang gembur agar akar mudah tumbuh.
- Siram tanaman baru tersebut dengan air.
- Cek tanaman baru setelah di siram, karena posisi tanaman bisa berubah.
Pemeliharaan :
Penyiraman :
- Untuk bibit yang baru saja di tanam perlu disiram apabila tidak turun hujan, karena akar masih pendek dan berada pada permukaan bedeng.
- Apabila bedeng masih basah tidak perlu dilep, tetapi pengulangan penyiraman masih dilakukan sampai pembentukan cabang.
- Pada waktu cabang mulai terbentuk akar sudah sepanjang 15-20 cm, maka apabila bedengan kering tidak lagi di siram dari lubang, tetapi di lep lewat parit.
- Ketinggian air lep separuh tinggi bedeng, dibiarkan sesaat sampai air meresap.
- Setelah meresap air segera di buang jangan sampai ada yang menggenang.
- Air yang tertinggal di bedeng sedikit demi sedikit akan terjangkau oleh akar.
- Semakin besar batang lombok, perakaran semakin banyak dan panjangnya mencapai 50 cm, maka pengairan semakin berkurang.
Perempelan/rompes :
- Pada batang pokok diketiak daun akan tumbuh tunas-tunas muda.
- Tunas-tunas tersebut apabila dibiarkan akan mengganggu pertumbuhan tanaman, batang kecil percabangan berkurang, produksi berkurang, tanaman terlalu rimbun, penyakit mudah busuk.
- Tunas-tunas muda tersebut harus segera di rempel/rompes.
- Perempelan di ulangi manakala bekas rempelan tersebut tumbuh tunas lagi.
Penyulaman :
- Setelah tanam perlu diek keliling, untuk mengetahui tanaman yang mati.
- Biasanya bibit yang rusak, media yang pecah penanaman yang salah akan mati dalam tempo 3-7 hari, untuk itu penyulaman harus segera dilakukan supaya tanaman sulaman tidak kalah bersaing dengan tanaman yang lain.
- Bibit sulaman adalah berasal dari bibit cadangan yang umurnya sama dengan bibit yang di tanam.
- Guna memacu pertumbuhan maka pupuk susulan terutama NPK cair segera diberikan dosis 0,2 %.
Pengajiran :
- Ajir dipasang dengan tujuan supaya tanaman setelah besar tidak rebah.
- Pemasangan ajir lebih awal setelah tanam lebih baik, supaya tidak merusak akar.
- Setelah tanaman berdaun 10-11 mulai pembentukan cabang "V" maka batang ditali dengan ajir dengan rafia membentuk angka 8.
- Panjang ajir 130 cm, masuk tanah 20 cm.
- Antara ajir satu sama yang lainya dipasang palang dan di ikat, untuk menguatkan cabang dan ranting-ranting bila tanaman telah dewasa karena banyaknya buah kadang-kadang cabang bisa patah.
- Mutu ajir yang baik akan awet dan dapat digunakan berkali-kali pertanaman (hemat biaya).
Pemupukan :
Dengan pemakaian mulsa php maka hampir semua pupuk diberikan pada pengolahan tanah. Lagipula tidak mudah hilang karena larut atau menguap. Jadi tersimpan dan dapat diserap tanaman secara optimal.
Namun untuk memacu pertumbuhan dapat dilakukan pemberian pupuk tambahan berupa :
- Pupuk daun (pupuk pelengkap cair)
- NPK yang di cairkan 0,2 %/liter air disiramkan pada lubang tanaman.
- Interval sesuai kondisi tanaman.
Pengendalian Gulma :
Walaupun telah memakai mulsa plastik php namun perlu penyiangan terutama membersihkan rumput yang masih tumbuh dilubang plastik pada pangkal batang, jangan terlambat sebab akar rumput akan membelit akar lombok dan bila dicabut akan memutus akar lombok.
Membersihkan rumput diparit, pematang atau rumput-rumput yang tumbuh dalam lahan. Sanitasi akan sangat berfaedah bagi kesehatan tanaman dan unsur hara tidak dimakan gulma. Lahan yang kotor akan memudahkan berkembangnya hama pnyakit. rumput harus dibuang jauh dari lahan, agar tidak busuk dilahan.
Pengendalian hama/penyakit :
Hama dan penyakit merupakan penyebab utama kerusakan tanaman, daun, bunga dan buah. Akibat serangan hama dan penyakit tanaman dapat gagal, mendapatkan rugi besar. Serangan hama dan penyakit tersebut karena dorongan dari faktor-faktor misalnya :
- Tingkat resistensi tanaman.
- Syarat-syarat lahan yang baik tidak terpenuhi.
- Pengolahan lahan yang tidak sempurna.
- Pupuk kandang yang tidak baik (belum jadi).
- Pengairan yang tidak baik.
- Cara kerja yang salah dsb.
No comments:
Post a Comment